SIFILIS

 SIFILIS


A. Pengertian Sifilis
    Adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh Treponemapallidum (T.pallidum), yang terutama ditularkan melalui hubungan seksual. Penularaan juga dapat terjadi secara vertical dari ibu kepada janin dalam kandungan atau saat kelahiran, melalui produk darah atau transfer jaringan yang telah tercemar, kadang-kadang dapat ditularkan melalui alat Kesehatan. Metode penularan lainnya yang lebih jarang adalah berciuman, berbagi jarum suntik yang tidak aman, tranfusi darah, needlestickinjury, dan cangkok organ.

B. Tanda dan Gejala Sifilis
    Setelah masa inkubasi antara 2-6 minggu lesi primer muncul, sering disertai dengan limfadenopati regional. Pada sifilis sekunder, dapat ditemukan lesi mukokutan dan limfadenopatigeneralisata  yang diikuti dengan periode laten infeksi subklinis yang berlangsung bertahun-tahun. Keterlibatan SSP dapat terjadi pada saat awal dan dapat terjadi pada saat awal dan dapat asimtomatik atau simtomatik. Pada kurang lebih 1/3 kasus yang tidak diobati, berlanjut menjadi stadium 3, yang ditandai dengan gejala destruktif  mukokutan, musculoskeletal atau lesi parenkimal, aortitis ataunmanifestasi SSP lanjut.

C. Stadium Sifilis

-       Sifilis primer         :  sifilis jenis ini ditandai dengan luka (chancre) di tempat bakteri masuk

-       Sifilis sekunder     : sifilis jenis ini ditandai denngan munculnya ruam pada tubuh

-   Sifilis laten        : sifilis ini tidak menimbulkan gejala, tetapi bakteri ada di dalam tubuh penderita

-       Sifilis tersier         : sifilis ini dapat menyebabkan kerusakan otak, saraf, jantung, atau organ lain

D. Diagnosis

    Sifilis ditegakkan berdasarkan anamneis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan pemeriksaan laboratorium dan kadang-kadang radiologi. Pemeriksaan laboratorium yang tersedia adalah pemeriksaan sediaan langsung, serologi dan pemeriksaan cairan serebrospinal.

E. Pengobatan dan Pencegahan Sifilis

    Pengobatan sifilis akan lebih efektif jika dilakukan pada tahap awal. Selama masa pengobatan, penderita dianjurkan untuk melakukan hubungan seks, sampai dokter memastikan infeksi sudah sembuh. Sifilis dapat dicegah denngan perilaku seks yang aman, yaitu setia pada satu pasangan seksual dan menggunakan kondom setiap berhubungan intim. Selain itu, pemeriksaan atau skrining terhadap penyakit sifilis ini juga perlu dilakukan secara rutin pada orang-orang yang berisiko tinggi mengalami penyakit ini.











Referensi

-       Center for Disease Control and Prevention (2022). Sexually Transmitted Diseases (STDs). Syphilis - CDC Fact Sheet.

-       Devi, M., et al. (2021). Diagnosis, Treatment, and Prognosis of Syphilis in HIV Patient. Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine & Translation Research, 5(11), pp. 1054-64

-       Tiecco, G., et al. (2021). A 2021 Update on Syphilis: Taking Stock from Pathogenesis to Vaccines. Pathogens, 10(11), pp. 1–14.

-       Wicaksana R. (2014). Sifilis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi VI. Internal Publishing, Jakarta, 803-811

Komentar