SIFILIS
-
Sifilis
primer : sifilis jenis ini ditandai dengan luka (chancre) di tempat bakteri masuk
-
Sifilis
sekunder : sifilis jenis ini ditandai
denngan munculnya ruam pada tubuh
- Sifilis
laten : sifilis ini tidak
menimbulkan gejala, tetapi bakteri ada di dalam tubuh penderita
- Sifilis tersier : sifilis ini dapat menyebabkan kerusakan otak, saraf, jantung, atau organ lain
D. Diagnosis
Sifilis ditegakkan berdasarkan anamneis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan pemeriksaan laboratorium dan kadang-kadang radiologi. Pemeriksaan laboratorium yang tersedia adalah pemeriksaan sediaan langsung, serologi dan pemeriksaan cairan serebrospinal.
E. Pengobatan dan Pencegahan Sifilis
Pengobatan sifilis akan lebih efektif jika dilakukan pada tahap awal. Selama masa pengobatan, penderita dianjurkan untuk melakukan hubungan seks, sampai dokter memastikan infeksi sudah sembuh. Sifilis dapat dicegah denngan perilaku seks yang aman, yaitu setia pada satu pasangan seksual dan menggunakan kondom setiap berhubungan intim. Selain itu, pemeriksaan atau skrining terhadap penyakit sifilis ini juga perlu dilakukan secara rutin pada orang-orang yang berisiko tinggi mengalami penyakit ini.
Referensi
-
Center
for Disease Control and Prevention (2022). Sexually Transmitted Diseases
(STDs). Syphilis - CDC Fact Sheet.
-
Devi,
M., et al. (2021). Diagnosis, Treatment, and Prognosis of Syphilis in HIV
Patient. Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine & Translation
Research, 5(11), pp. 1054-64
-
Tiecco,
G., et al. (2021). A 2021 Update on Syphilis: Taking Stock from Pathogenesis to
Vaccines. Pathogens, 10(11), pp. 1–14.
- Wicaksana R. (2014). Sifilis. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, Edisi VI. Internal Publishing, Jakarta, 803-811
Komentar
Posting Komentar