KANKER SERVIKS

 

KANKER SERVIKS

 


·       Pengertian

 

Kanker merupakan penyakit dimana sel tumbuh tak terkendali dan menyebar ke seluruh tubuh, sedangkan kanker serviks merupakan tumor yang tumbuh dan berkembang dari perubahan sel abnormal pada serviks yang dimulai dari rahim bagian bawah sampai ke vagina.

Kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling banyak menyerang wanita Indonesia pada usia pertengahan (30-50 tahun). Usia 30-50 tahun merupakan puncak usia produktif perempuan, sehingga wanita dengan kanker serviks pada usia tersebut akan memberikan efek pada kualitas hidup secara fisik dan kesehatan seksua

 

·       Tanda dan Gejala

 

-          Pendarahan vagina yang tidak normal

-          Meningkatnya keputihan

-          Pendarahan setelah menopause

-          Nyeri saat berhubungan seks

-          Nyeri panggul

 

·       Stadium atau Tahapan Kanker

 


1. Stadium 0

Kanker serviks stadium 0 atau biasa disebut
carcinoma in situ. Pada tahap ini, sel kanker hanya ditemukan pada lapisan serviks.

 

2. Stadium I

Pada stadium I, sel kanker hanya ditemukan di serviks (leher rahim) itu sendiri. Terbagi menjadi beberapa yaitu :

a.     Stadium IA1
Invasi stroma sedalam ≤ 3 mm dan seluas ≤ 7 mm.

 

b.     Stadium IA2
Invasi stroma sedalam >3 mm dan seluas >7 mm.

 

 

c.     Stadium IB1
Lesi yang nampak ≤4 cm, pertumbuhan kanker sudah dapat dilihat dengan mata telanjang.

 

d.     Stadium IB2
Lesi yang Nampak >4 cm.

 

 

 

3.     Stadium II

Pada stadium II, sel kanker telah melalui serviks dan menginvasi bagian atas vagina. Namun, sel kanker belum menyebar ke dinding pelvic (sepertiga bagian bawah vagina). Stadium II terbagi menjadi beberapa yaitu :

 

a. Stadium IIA
Lesi sudah meluas ke sepertiga proksimal vagina, kanker tidak menginvasi parametrium. Stadium ini dibagi menjadi dua stadium : Stadium IIA1 (lesi tampak ≤4 cm), Stadium IIA2 (lesi tampak >4 cm).

b. Stadium IIB
Lesi telah mencapai ke parametrium akan tetapi tidak mencapai dinding panggul.

 

4. Stadium III

Pada stadium III, sel kanker telah menyerang bagian pelvic atau bagian bawah vagina dan sudah menyerang dinding panggul. Terbagi menjadi :

a. Stadium IIIA
Lesi telah menyebar ke sepertiga vagina distal tanpa ada ekstensi ke dinding pelvis, namun sudah menyerang sampai dinding panggul.


b. Stadium IIIB
Sel kanker telah menyerang dinding samping vagina, sehingga penderita akan sulit berkemih.

 

5.                    5.  Stadium IV

 

Pada stadium IV, sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain. Misalnya kandung kemih, rectum, paru-paru, tulang, dan hati. Stadium IV terbagi menjadi beberapa yaitu :

a. Stadium IVA
Pertumbuhan kanker telah menyebar dan menyerang organ sekitar serviks

b. Stadium IVB
Pertumbuhan kanker telah menyebar dan menyerang organ tubuh yang lebih jauh
dari serviks. Misalnya paru-paru, hati, dan tulang.

 

·       Diagnosis Kanker Serviks

    Diagnosis kanker serviks ditegakkan dengan tes pap smear. Dokter dapat melakukan tes lainnya untuk melihat sel kanker atau pre-kanker pada serviks jika tes pap smear menunjukkan malfungsi perubahan sel, seperti kolposkopi dan biopsi. Jika dokter menemukan adanya potensi kanker serviks, dokter kemudian akan memeriksa seberapa parah kondisi (tahap stadium) kanker. Tesnya dapat meliputi hal-hal di bawah ini.

·       Pemeriksaan kondisi rahim, vagina , rektum, dan kemih apabila terdapat kanker.

·       Tes darah untuk memeriksa kondisi sekitar organ kewanitaan, seperti tulang, darah dan ginjal.

·       Tes pemindaian, yaitu dengan teknologi Computerised Tomography (CT) scan, Magnetic resonance imaging (MRI) scan, sinar X, dan Positive emission tomography (PET) scan. Tujuan dari tes adalah mengidentifikasi tumor kanker dan apabila sel kanker telah menyebar (metastasis).

 

Pengobatan Kanker Serviks

    Pengobatan kanker serviks berdasarkan stadium dibagi menjadi dua. Pertama, operasi pengangkatan sebagian atau seluruh organ rahim, radioterapi, atau kombinasi keduanya.

    Kedua, penanganan kanker serviks stadium akhir, yaitu radioterapi dan/atau kemoterapi. Terkadang, operasi juga perlu dilakukan.

·       Pengangkatan Sel-Sel Prakanker

    Penanganan sel prakanker dibutuhkan apabila hasil pap smear memperlihatkan adanya perubahan biologis yang berpotensi menjadi kanker di kemudian hari.

Beberapa prosedur pengkangkatan sel prakanker antara lain:

Terapi laser: pemakaian laser untuk membakar sel-sel abnormal

Biopsi kerucut: yaitu pengangkatan wilayah tempat jaringan yang abnormal melalui prosedur operasi

Large loop excision of transformation zone (LLETZ): sel-sel abnormal dipotong memakai kawat tipis dan arus listrik

1.     Operasi Pengangkatan Kanker Serviks

Ada tiga prosedur operasi pengangkatan kanker serviks, yakni:

Radical Trachelectomy

    Prosedur ini bertujuan mengangkat serviks, jaringan sekitarnya, dan bagian atas dari vagina, tanpa mengangkat rahim.

Histerektomi

    Prosedur ini adalah operasi pengangkatan rahim. Biasanya dilakukan untuk kanker serviks stadium awal. Ada dua jenis operasi histerektomi. Yang pertama histerektomi sederhana. Yaitu, prosedur pengangkatan leher rahim dan rahim.

    Pada beberapa kasus, ovarium dan tuba falopi bisa juga turut diangkat. Prosedur ini bisa dilakukan untuk kanker serviks stadium awal. Yang kedua, histerektomi radikal. Yakni, proses pengangkatan leher rahim, rahim, jaringan di sekitarnya, nodus limfa, ovarium, dan tuba falopi.

    Efek samping jangka pendek dari operasi histerektomi antara lain perdarahan, infeksi, risiko cedera pada kandung kemih, ureter, dan rectum, serta penggumpalan darah.

    Adapun komplikasi jangka panjangnya bisa meliputi pembengkakan pada lengan dan kaki karena penumpukan cairan. Komplikasi lainnya adalah produksi cairan vagina akan berkurang dan menyebabkan hubungan seksual bisa terasa tidak nyaman.

Pelvic Exenteration

    Prosedur operasi besar yang dilakukan untuk mengangkat leher rahim, jaringan sekitarnya serta bagian atas vagina. Namun, rahim tidak ikut diangkat.

 

2.     Penanganan dengan Radioterapi

    Pada kanker serviks stadium akhir, radioterapi akan dikombinasikan dengan kemoterapi untuk mengendalikan pendarahan dan rasa nyeri.

Prosedur radioterapi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

Eksternal: Mesin radioterapi akan menembakkan gelombang energi tinggi ke bagian panggul pasien untuk menghancurkan sel kanker.

Internal: Implan radioaktif akan dimasukkan di dalam vagina dan leher rahim pasien.

Radioterapi tidak hanya menghancurkan sel-sel kanker, tetapi sering kali juga menghancurkan jaringan yang sehat.

 

Efek samping prosedur ini antara lain:

Perdarahan dari vagina dan rektum

Diare

Mual

Merusak kandung kemih sehingga pasien kehilangan kontrol buang air besar dan kecil

Merusak ovarium, berakibat pada menopause

Perih pada kulit panggul

3.     Pengobatan dengan Kemoterapi

    Kemoterapi dilakukan untuk memperlambat penyebaran dan mengurangi gejala yang muncul. Metode ini memakai obat-obatan yang berfungsi untuk menghancurkan sel-sel kanker.

    Kemoterapi bisa dilakukan dengan menggunakan satu jenis obat atau kombinasi obat-obatan. Pengobatan kemoterapi diberikan melalui infus pada pasien rawat jalan. Pasien diperbolehkan pulang setelah menerima pengobatan sesuai dosis.

    Pengobatan ini memberi dampak pada seluruh tubuh. Jadi, tak hanya menghancurkan sel kanker yang tumbuh dengan cepat, sel-sel sehat juga turut terpengaruh.

    Pasien yang menjalani pengobatan dengan kemoterapi harus melakukan tes darah rutin. Hal ini dilakukan untuk memeriksa kesehatan ginjal, karena beberapa obat-obatan kemoterapi bisa merusak ginjal.

Efek samping yang paling sering terjadi setelah kemoterapi, antara lain:

·       Mengalami sariawan

·       Hilang nafsu makan

·       Merasakan kelelahan

·       Mual dan muntah

·       Rambut rontok

 

 













Referensi:

Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Cervical Cancer.

American Cancer Society. Diakses pada 2019. Cervical Cancer.

Verywell Health. Diakses pada 2019. The Cervix in Female Reproductive Health.

Web MD. Diakses pada 2019. Understanding Cervical Cancer.

Komentar