Mengenal Plasmodium falciparum sebagai vektor malaria

Mengenal Plasmodium falciparum sebagai vektor malaria


Parasit adalah suatu istilah yang diberikan kepada mahluk hidup baik tumbuhan atau binatang yang menumpang pada mahluk hidup lain (induk semang) dan dalam kehidupan-nya merugikan induk semangnya tersebut. Untuk hidup dan berkembang biak parasit ini mengambil makanan dari dalam tubuh induk semangnya, sehingga induk semangnya mengalami gangguan bahkan bisa menimbulkan kematian.

Plasmodium yang dikenal sebagai penyebab penyakit (agent) malaria adalah binatang bersel satu (protozoa) yang termasuk genus Plasmodia, famili Plasmodiidae dari ordo Coccidiidae. Dalam tubuh manusia, untuk kelangsungan hidupnya plasmodium memakan sel darah merah (sdm) tempat ia hidup sehingga induk semangnya (penderita) mengalami anemia dan gangguan lainnya.

Ø  Spesies Plasmodium Malaria

Secara keseluruhan plasmodium terdiri dari 12 sub genera. Dari kedua belas sub genera tersebut, hanya tiga sub genera yang menjadi parasit pada mamalia termasuk manusia yaitu sub genera Plasmodium, sub genera Laverinia, dan sub genera Vinckeria. Lima sub genera menjadi parasit pada reptilia dan empat sub genera lagi hidup pada burung (aves).

Yang menjadi parasit pada manusia yaitu sub genera Plasmodium terdiri dari spesies Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, dan Plasmodium malariae. Sub genera Laverinia terdiri dari spesies Plasmodium falsifarum. Sedangkan dari sub genera Vinckeria terdiri dari spesies Plasmodium reichenowi, Plasmodium schwetzi, dan Plasmodium rhodaini tidak menjadi parasit pada manusia tapi pada mamalia lain.

Di Indonesia sendiri, spesies plasmodium yang hidup pada manusia yang dominan adalah Plasmodium falsifarum dan Plasmodium vivax. Sedangkan Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae biasanya ditemukan di wilayah Indonesia bagian Timur.

·       Tingkatan Plasmodium

Dengan adanya proses-proses pertumbuhan dan pembiakan aseksual di dalam sel darah merah manusia, maka dikenal ada tiga tingkatan (stadium) plasmodium yaitu:

1)    Stadium tropozoit, plasmodium ada dalam proses pertumbuhan.

2)    Stadium sizon, plasmodium ada dalam proses pembiakan.

3)    Stadium gametosit, plasmodium ada dalam proses pembentukan sel kelamin.

Karena dalam setiap stadium terjadi proses, maka morfologi parasit juga mengalami perubahan. Dengan demiki-an, maka dalam stadium-stadium itu sendiri terdapat tingkatan umur yaitu: tropozoit muda, tropozoit setengah dewasa, dan tropozoit dewasa, sizon muda, sizon tua, dan sizon matang, gametosit muda, gametosit tua, dan gametosit matang.

Ø  Siklus Parasit Malaria

Siklus parasit malaria adalah setelah nyamuk Anopheles yang mengandung parasit malaria menggigit manusia, maka keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk kedalam darah dan jaringan hati. Parasit malaria pada siklus hidupnya, membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati (ekso-eritrositer).

Setelah sel hati pecah akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke eritrosit membentuk stadium sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer), mulai bentuk tropozoit muda sampai sizon tua/matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merosoit. Merosoit sebagian besar masuk kembali ke eritrosit dan sebagian kecil membentuk gametosit jantan dan betina yang siap untuk diisap oleh nyamuk malaria betina dan melanjutkan siklus hidup di tubuh nyamuk (stadium sporogoni).

Pada lambung nyamuk terjadi perkawinan antara sel gamet jantan (mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot. Zigot akan berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk berubah menjadi ookista.

Setelah ookista matang kemudian pecah, maka keluar sporozoit dan masuk ke kelenjar liur nyamuk yang siap untuk ditularkan ke dalam tubuh manusia. Khusus P. vivax dan P. ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati (sizon jaringan), sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit tetapi tertanam di jaringan hati disebut hipnosoit, bentuk hipnosoit inilah yang menyebabkan malaria relapse.

Pada penderita yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh menurun misalnya akibat terlalu lelah/sibuk/stres atau perobahan iklim (musim hujan), maka hipnosoit akan terangsang untuk melanjutkan siklus parasit dari dalam sel hati ke eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul gejala penyakitnya kembali. Misalnya 1-2 tahun yang sebelumnya pernah menderita P. vivax/ ovale dan sembuh setelah diobati, suatu saat dia pindah ke daerah bebas malaria dan tidak ada nyamuk malaria, dia mengalami kelelahan/stres, maka gejala malaria muncul kembali dan bila diperiksa sedian darahnya akan positif P. vivax/ovale.

Pada P. falciparum dapat menyerang ke organ tubuh dan menimbulkan kerusakan seperti pada otak, ginjal, paru, hati dan jantung, yang mengakibatkan terjadinya malaria berat/ komplikasi, sedangkan P. Vivax, P. ovale dan P. malariae tidak merusak organ tersebut. P. falciparum dalam jaringan yang mengandung parasit tua di dalam otak, peristiwa ini yang disebut sekuestrasi.

Ø  Siklus Sizon Spesies Plasmodium

Proses dari sizon dewasa untuk kembali ke awal lagi, disebut satu siklus. Lamanya siklus ini serta banyaknya merozoit dari satu sizon dewasa, tidak sama untuk tiap spesies plasmodium.

a)     Pada plasmodium falsifarum:

Jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak 32 dan lama siklusnya 24 jam. Artinya reproduksi tinggi dan cepat sehingga kepadatan troposoit pada darah sangat tinggi.

b)    Plasmodium vivax:

Jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak 16 dan lama siklusnya 48 jam. Artinya reproduksi rendah dan lebih lambat sehingga kepadatan troposoit pada darah sering rendah.

c)     Plasmodium malariae:

Jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak 8 dan lama siklusnya 72 jam. Artinya reproduksi lebih rendah dan lebih lambat. Ini mungkin yang menjadi penyebab jarangnya spesies ini ditemukan.

Akhirnya, karena perbedaan proses perkembangan, maka masa tunas atau prepaten atau masa inkubasi plasmodium di dalam tubuh manusia (instrinsik) masing-masing spesies lamanya berbeda. Plasmodium falsifarum selama 9-14 hari, Plasmodium vivax selama 12-17 hari, dan Plasmodium malariae 18 hari.

 

Sumber: Loka penelitian dan pengembangan kesehatan pangandaran

Komentar